Selamat datang di Aquarium Kalbar

Pesut Mahakam Ikan Asal Kalimantan Yang Hampir Punah

Kamis, 30 Oktober 20140 komentar

Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady. Di Indonesia sendiri, populasi pesut mahakam hanya 50-70 ekor. Karena pesut ini hanya hidup di Sungai Mahakam.
Pesut ini ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan kilometer dari lautan, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai pula di perairan Danau Jempang (15.000 ha), Danau Semayang (13.000 ha), dan Danau Melintang (11.000 ha).
Pesut mahakam dewasa memiliki panjang tubuh hingga 2,5 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat. Bentuk badannya hampir oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang dan mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar. Pesut bernapas dengan paru-paru. Jadi, ia mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya.
Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun pesut merupakan 'pakar' dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan. Barangkali mereka menggunakan ultrasonik untuk melakukan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya di laut.
Banyak kabar mengenai pesut mahakam yang hampir punah terus muncul di media-media. Walaupun pemerintah Kalimantan Timur seniri telah menjadikan binatang asli Sungai Mahakam ini sebagai lambang provinsi, namun tidak menyelesaikan masalah.
Populasi hewan mamalia ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkater dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.
Organisasi Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memberi status mamalia air tawar ini critically endangered.









Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Aquariumkalbar
Copyright © 2011. AquariumKalbar - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger